Press Release NgopiSelasa (Ngobrol Pagi Selaraskan Asa untuk Desa) Se-Nusantara #85

LP2M Universitas Jember dengan official media partner Pesona Desa Nusantara yang didukung oleh Beasiswa Pendidikan Indonesia dan Pusat Layanan Difabel untuk Juru Bahasa Isyarat, melaksanakan kolaborasi dengan LP2M UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada Selasa, 04 Juni 2024 dengan topik tema pembahasan: “Pengembangan Wisata Religi di Desa Guwosari, Pajangan Bantul, DIY melalui program MBKM UIN Sunan Kaliaga Yogyakarta.” Kegiatan tersebut di kemas dengan Ngobrol Santai, Diskusi melalui Zoom Meeting (Daring) dari pihak LP2M UNEJ

Demi Memperkaya Wisata Religi: Mahasiswa MBKM UIN Sunan Kalijaga Memimpin Inisiatif Pengembangan Wisata Religi di Desa Guwosari, Pajangan, Bantul.

Bicara tentang pengembangan pariwisata budaya di Indonesia, maka wisata religi adalah bagian tak terpisahkan. Destinasi wisata religi tidak hanya tentang tempat ibadah, tetap juga merangkul keindahan arsitektur, sejarah, dan kekayaan budaya. Salah Satunya Desa Guwosari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, yang pada tahun 1830 era pasca perang jawa Kesultanan Yogyakarta menjadi Administratif dan masih dalam tahap penataan, dikenalnya dengan Desa Selarong yang memiliki sejarah panjang sebagai markas perjuangan Pangeran Diponegoro pada masa perang. Desa ini telah dikenal sebagai pusat peradaban Jawa sebelum era Mataram Yogyakarta yang disebut Desa Pajangan. Melirik sejarahnya yang kaya, mahasiswa Magang Belajar Kerja Mandiri (MBKM) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta, merintis jalan untuk melestarikan budaya Desa Guwosari sebagai kawasan wisata religi.

Pada acara NgopiSelasa yang dikelola bersama LP2M Universitas Jember dengan official media partner Pesona Desa Nusantara, didukung Beasiswa Pendidikan Indonesia dan Pusat Layanan Difabel untuk Juru Bahasa Isyarat, yang narasumberi oleh perwakilan mahasiswa ANNURIL KHAKIM dari Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan dihadiri oleh Nanang Juniawan salah satu ketua komunitas Daya Desa Klungkung, untuk memperkaya diskusi seputar pengembangan wisata religi.

Menurut Masduki Rahmad, S.Ip,. Kepala Kalurahan Guwosari: "Harapan dari Mas Kades, dengan adanya program MBKM dari mahasiswa tersebut mampu memberikan wawasan dalam hal visualisasi sejarah berupa benda dan tak benda, yakni benda arkeologi dan tak benda yakni pengembangan berupa kegiatan budaya masyarakat." Menurut Dosen Pembimbing Lapangan dari UIN Sunan Kalijaga, Bapak Rachmad Resmiyanto, S.Si., M.Sc. menjelaskan bahwa melalui MBKM, mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan sejarah yang berawal dari cerita rakyat menggunakan pendekatan tradisi lisan menjadi fakta bukti sejarah yang tersusun, tertulis, dan tervisualisasikan. Salah satunya adalah penelusuran jejak peradaban Islam dari masa pra-Islam hingga pasca perang Jawa yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro dan masyarakat Selarong (Guwosari). Menurut Dosen Pembimbng Lapangan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, “berharap hasil penelusuran ini dapat disampaikan kepada masyarakat sebagai bukti fakta sejarah yang berkembang hingga hari ini serta Output dari kegiatan tersebut berupa Laporan Data Sejarah yang tersusun, terbukukan, dan menjadi dampak pengaruh dalam pentingnya edukasi dan pengembangan sejarah lokal di Desa Guwosari," tambahnya.

Metode yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN dalam MBKM pengembangan wisata religi di Guwosari menurut Ir. Trio Yonathan Teja Kusuma, S.T., M.T., IPM., Asean Eng Ketua LPPM bidang III UIN Sunan Kalijaga, adalah dengan terlaksananya KKN tersebut menggunakan teori ABCD (Asset Based Community Development) yakni dengan Pengumpulan data yang dilakukan oleh mahasiswa selama dilapangan yang kemudian dikolaborasikan oleh lembaga-lembaga desa, komunitas masyarakat Guwosari, serta tokoh-tokoh masyarakat Guwosari untuk kemudian diimplementasikan menjadi desa berbudaya dan pengembangan desa wisata religi.