Membincang “Candi” Sebagai Warisan Budaya Bangsa

Membincang “Candi” Sebagai Warisan Budaya Bangsa

Diskusi bersama sembari ngabuburit ini berbincang mengenai jejak leluhur nusantara yaitu keberadaaan candi, dengan tema “Candi Masa Lalu, Kini dan Esok”. Webinar sekaligus kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) mahasiswa Prodi Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga difasilitasi oleh Komunitas Kandang Kebo dengan mengundang beberapa nara sumber. Kegiatan webinar ini diselenggarakan selama dua hari. Riswinarno Kaprodi Sejarah dan Kebudayaan Islam UIN Sunan Kalijaga didaulat sebagai salah satu pembicara webinar tersebut.

Pada kesempatan ini, Riswinarno menyampaikan jika membicarakan candi, harus merunut waktu sejak kapan konteks mengenai candi itu akan dibahas. Ada 5 dimensi ketika kita membahas mengenai candi yaitu: Living system, Taphonomic system, Retrival system, Conservation system dan CRM (Culture Resources Management) system. Secara terminologi, kata candi berasal dari kata Candika Grha yang berarti tempat persemayaman istri Siwa (Candika) sebagai Dewi Kematian. Sebutan ini dipergunakan di masa kini tidak hanya untuk bangunan penyimpanan abu jenazah (seperti Candi jago dan Candi Jawi) tapi untuk semua bangunan batu dan bata dari masa Hindu-Buddha khususnya di Jawa dengan beragam fungsi, antara lain: Candi Sari yang dipergunakan sebagai Biara, Candi Prambanan untuk Monumen, Candi Brahu sebagai Tempat Ibadah, Candi Ratu Boko sebagai Istana, Candi Umbul sebagai Pemandian dan candi-candi lain dengan berbagai fungsi yang lebih dinamis lainnya.

Berbicara candi dimasa sekarang, mengacu pada bangunan keagamaan tempat ibadah peninggalan purbakala yang berasal dari peradaban Hindu-Buddha. Realitasnya masyarakat juga memakainya untuk bangunan non religious dari peradaban Hindu-Budha seperti bangunan untuk kegiatan bertapa, pemandian, gapura,kraton, dll. Seperti yang kita ketahui lansekap candi merupakan satu kesatuan yang mempresentasikan kekayaan budaya di Indonesia.

Selain Riswinarno, sejumlah tokoh yang menjadi pembicara dalam kegiatan tersebut diantaranya yakni Dr. Moh. Soehadha dari prodi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, Riris Purbasari Arkeolog Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Tengah dan Teddy Pitrasari dari tuan rumah Komunitas Kandang Kebo. Bertindak sebagai moderator yakni Ary Fakhrudin mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, tayangan selengkapnya dapat diakses pada Kanal Yotube Komunitas Kandang Kebo. (Niz)