Mengasah Keilmuan Museologi di Museum Muhammadiyah Yogyakarta

Ilmu yang tidak diamalkan hanya akan menjadi pengetahuan yang memenuhi beban pikiran. Amalan di media sebenarnya yang akan semestinya akan memberikan pengalaman praktis dan tepat sasaran di dunia kerja nantinya. Karena itulah, maka prodi Sejarah dan Kebudayaan Islam mengharapkan pada setiap mata kuliah dapat memberikan kesempatan pada para mahasiswanya untuk dapat mempertemukan ilmu pengetahuan teoritik yang diperolehnya dengan realitas, lebih bagus lagi jika mampu mempraktekkannya.

Mata Kuliah Museologi adalah salah satu di antaranya. Mata Kuliah Museologi tidak hanya mempelajari dan memahami teori-teori permuseuman, tetapi juga menuntut adanya pengalaman nyata di lapangan/museum. Teori-teori yang diberikan oleh dosen di kelas, menjadikan mahasiswa memiliki teori dan pengetahuan yang dapat dibawa ke objek yang sesungguhnya. Maka mata kuliah ini juga memerlukan kolaborasi dengan museum-museum yang ada di Yogyakarta.

Sebagai salah satu tujuan praktik museologi, Museum Muhammadiyah dipilih sebagai salah satunya. Di museum yang baru dilaunching pada tanggal 12 November 2022 ini, materi yang akan di”praktik”kan adalah manajemen perencanaan pendirian museum. Terdapat beberapa prosedur dan tahapan yang secara teoritik dipelajari oleh mahasiswa di kelas. Berbekal hal itu, selain berkunjung menikmati sajian museum yang ada, mahasiswa diminta bertemu dan berdialog dengan dengan manajemen Museum Muhammadiyah.

Pada hari Sabtu, tanggal 19 November 2022, 30 mahasiswa kelas A Museologi berkunjung ke Museum Muhammadiyah yang beralamat di kompleks 4 Kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Jalan Majapahit jalan lingkar selatan Yogyakarta. Setelah mengisi aplikasi pengunjung, di bawah bimbingan Riswinarno sebagai dosen pengampu, rombongan mahasiswa dipertemukan dengan Wakil Pimpinan Pengelola museum. Dialog berlangsung sekitar 1,5 jam perihal pengalaman pendirian Museum Muhammadiyah yang ternyata perencanaannya telah berlangsung sejak 5 tahun yang lalu. Bahkan saat diresmikan kemarin pun, sebenarnya museum baru selesai dan dapat dikunjungi separuhnya (2 lantai dari 4 lantai yang direncanakan), yang baru akan dilanjutkan pada tahun anggaran 2023.

Setelah berdialog, para mahasiswa diantar beberapa edukator masuk ke ruang pamer. Di ruang pamer, walaupun secara teoritik juga telah mendapatkan materi tentang pembuatan story line, story-board, dan desain pameran, tetapi mahasiswa tidak secara khusus mempraktekkan perihal materi tersebut, tetapi hanya menikmati sembari sesekali bertanya pada edukator yang mendampingi tentang materi yang dipamerkan. Toh begitu, banyak juga yang berdiskusi tentang tata pamer yang di museum ini banyak memadukan dengan teknologi modern. Secara normal, waktu yang dibutuhkan oleh pengunjung untuk dapat menikmati objek yang ada dibutuhkan waktu sekitar 1 jam, tetapi karena sambil belajar rombongan seringkali berhenti di beberapa objek yang menarik untuk didiskusikan.

Pada pukul 11.00 rombongan, sudah menyelesaikan kunjungannya. Sebelum turun dari lantai atas ruang pameran, semua diterima kembali di aula yang belum selesai dibuat, untuk diminta apresiasinya. Banyak masukan, pertanyaan, juga kritik yang diberikan para mahasiswa pada manajemen Museum Muhammadiyah. Setelah itu, rombongan berpamitan dan melanjutkan kunjungan berikutnya yaitu Museum Soeharto.