Pengalaman Dalam Mengikuti Student Mobility SKI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta – SPI UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon 2024
Yogyakarta, 14 Desember 2024 – Pada tanggal 9 hingga 13 Desember 2024, saya Ridwanulloh Zaky Mahfudz, mahasiswa Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, berkesempatan untuk mengikuti program student mobility di Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon. Program ini diikuti oleh beberapa mahasiswa dari Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam, termasuk pun saya yang berasal dari program studi tersebut. Program ini bertujuan untuk meningkatkan mobilitas mahasiswa, memperkenalkan mahasiswa pada sistem pendidikan di luar kampus asal dan memperluas wawasan tentang kehidupan akademik di universitas lain serta mempererat hubungan antar kampus lain di Indonesia melalui pertukaran budaya dan pengetahuan. Berikut adalah laporan mengenai kegiatan dan pengalaman saya selama mengikuti program tersebut.
Kegiatan dimulai pada Senin, 9 Desember 2024, dengan upacara pelepasan yang diadakan di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Upacara ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Bapak Prof. Dr. Nurdin, S.Ag., S.S., M.A. yang memberikan pengarahan dan sambutan kepada kami, para mahasiswa yang akan mengikuti program student mobility. Beliau berpesan agar kami memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, terutama dalam mencari pengalaman dari kampus tujuan yang akan memperkaya pengetahuan dan wawasan kami, baik dalam aspek akademik maupun sosial. Adapun beberapa pesan yang disampaikan oleh Wakil Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Dr. Syamsul Arifin, S.Ag. M.Ag. kepada para mahasiswa adalah memberikan pembelajaran yang lain yang bersifat wawasan dan pengalaman baru, meningkatkan tingkat percaya diri mahasiswa, dan mempererat hubungan antar universitas, beliau menjelaskan juga bahwa harapan kepada para mahasiswa untuk menjaga nama baik kampus, menjaga etika, dan ketika mengikuti berbagai kegiatan yang ada haruslah berkomitmen untuk tepat waktu.
Setelah upacara pelepasan, kami segera bersiap untuk perjalanan menuju Cirebon. Tim kami bergerak menuju Stasiun Tugu Yogyakarta dengan menggunakan kereta api Senja Utama. Kereta tersebut dijadwalkan berangkat pada sore hari, tepatnya pukul 17.30 WIB. Perjalanan dengan kereta api merupakan pengalaman yang menyenangkan, karena kami dapat menikmati pemandangan alam serta berinteraksi dengan teman-teman sekelompok selama perjalanan.
Setibanya di Stasiun Kejaksan Cirebon pada sekitar pukul 10.30 WIB, setelah perjalanan sekitar 5 jam. Setibanya di Cirebon, kami langsung menuju Hotel Verse, yang telah disiapkan sebagai tempat penginapan selama program ini berlangsung. Setelah melakukan check-in, kami mempersiapkan diri dengan beristirahat untuk memulai kegiatan di hari berikutnya.
Pada hari kedua, Selasa, 10 Desember 2024, kami melanjutkan kegiatan dalam program student mobility yang diselenggarakan oleh UIN Syekh Nurjati Cirebon. Kegiatan hari ini diawali dengan perjalanan menuju kampus, diikuti oleh serangkaian kunjungan ke beberapa objek sejarah dan budaya di Cirebon, serta pertemuan dengan pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Cirebon. Berikut adalah laporan mengenai kegiatan yang saya ikuti sepanjang hari.
Setelah sarapan pagi di penginapan dengan menghabiskan banyak sekali makanan yang karena lumayan sudah ada paket hotel yang include dengan sarapan pagi, kami berangkat menuju kampus UIN Syekh Nurjati Cirebon menggunakan ojek online. Tim kami tiba di Gedung Siber, lantai 4, yang sudah dipersiapkan untuk kegiatan penerimaan mahasiswa. Namun, sebelum acara dimulai, kami diberitahukan oleh Kaprodi bahwa kegiatan penerimaan harus ditunda karena adanya Rapat Koordinasi Pimpinan di rektorat yang harus dihadiri oleh seluruh unsur pimpinan kampus. Meskipun demikian, Kaprodi tetap menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyamanan ini.
Setelah menerima informasi tersebut, kami melanjutkan agenda berikutnya, yaitu kunjungan ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Cirebon. Namun, saat perjalanan menuju Dinas, ternyata ada kunjungan kedinasan lain yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, kami diarahkan untuk memulai kunjungan ke objek kajian Sejarah Islam di Kawasan Cirebon. Kunjungan pertama kami adalah ke Keraton Kasepuhan, salah satu situs bersejarah yang terkenal di Cirebon. Di sana, kami mendapat penjelasan dari petugas keraton atau tour guide yang masih mudamengenai sejarah keraton dan pentingnya tempat ini dalam sejarah Cirebon, beberapa penjelasan mengenai Komplek Siti Inggil (Siti: Tanah, Inggil: Tinggi), Mande Malang Semirang (tempat duduk para sultan beserta keluarga untuk melihat alun-alun), Mande Semar Tindandu (tempat para penghulu dan penasihat keraton), Mande Pandawa Lima (tempat para panglima perang), Mande Panggiring (tempat duduk para menteri raja), Mande Karasmen (tempat dipentaskannya gamelan saat sekaten, dan masih berfungsi hingga saat ini) . Kami juga berkesempatan mengunjungi Museum Pusaka yang terdapat di dalam kompleks keraton, yang menyimpan berbagai koleksi benda-benda bersejarah mulai dari peninggalan artefak seperti barang-barang pemberian istri Sultan Gunung Djati (Putri Ong Tien) hingga Kereta Singa Barong yang digunakan sebagai pengiring raja pada masa itu. Kami pun mendapatkan kesempatan untuk melihat bagian luar untuk tempat kediaman sultan di Keraton Kasepuhan Cirebon meskipun hanya bagian luarnya saja dikarenakan hanya orang-orang tertentu yang sudah dan mendapatkan izin untuk masuk ke dalamnya.
Setelah mengunjungi Keraton Kasepuhan, kami melanjutkan perjalanan menuju Masjid Agung Sang Cipta Rasa, yang terletak di dalam kompleks keraton. Masjid ini sangat bersejarah, dan kami diberikan penjelasan mengenai arsitektur dan fungsi sosial masjid ini. Ruang utama masjid, yang hanya digunakan untuk sholat Jum’at dan sholat Ied, menunjukkan bukti kekunoan yang sangat terjaga hingga sekarang..
Kami juga melakukan wawancara dengan Bapak Ismail, juru pelihara masjid, yang menceritakan lebih banyak tentang sejarah dan perawatan masjid ini. Adanya keunikan-keunikan baik dari segi arsitektur yang khas dan budaya tertentu yang sudah menjadi ciri khas masjid tersebut seperti pintu masjid yang berjumlah 9 dengan ukuran kecil dengan filosofi menghormati wali sanga, dan ketika pelaksanaan sholat jum’at dikumandangkannya adzan yang berjumlah tujuh orang disebut adzan pitu. Kunjungan kami di masjid diakhiri dengan shalat dhuhur berjamaah di luar ruang utama masjid mengikuti tradisi yang sudah melekat di sana.
Setelah selesai mengunjungi masjid, kami melanjutkan perjalanan ke Taman Goa Sunyaragi, sebuah taman yang juga merupakan warisan budaya Cirebon. Taman ini dahulu digunakan sebagai tempat peristirahatan dan rekreasi para raja dan keluarga keraton. Di sini, kami mendapat banyak pengetahuan dan sangat tertarik untuk menyusuri berbagai bangunan yang unik campuran dari tanah-tanah karang beserta bangunan goa yang terkait satu sama lain disertai dengan balutan keindahan alami sekitar yang mengajarkan tentang konsep leisure and tourism pada zaman dahulu di Cirebon, yang sangat berbeda dengan konsep wisata masa kini.
Setelah mengunjungi Taman Goa Sunyaragi, kami menuju ke Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Cirebon. Kami disambut oleh Kepala Bagian, Kepala Seksi Budaya, dan beberapa staf. Dalam pertemuan ini, kami berdialog mengenai Warisan Budaya Benda (WBB) dan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yang dimiliki oleh Cirebon, serta bagaimana pengelolaan dan pelestariannya dilakukan. Dialog ini sangat menarik, karena kami bisa mengetahui lebih dalam mengenai upaya pemerintah daerah dalam melestarikan budaya lokal, serta tantangan yang dihadapi dalam menjaga warisan budaya tersebut. Usai pertemuan dengan pihak Dinas, kami diajak dan ditemani Bapak Iman Hermanto, M. Pd. selaku staf Pamong Budaya Ahli Muda untuk mengunjungi Museum Pangeran Cakrabuwana Kabupaten Cirebon. Museum ini menyimpan berbagai koleksi seni, termasuk seni tari, seni khat dan sastra, seni batik, seni musik, seni tatah sungging, seni wayang, seni lukis, dan masih banyak lagi.
Sebelum mengakhiri kegiatan hari itu, kami diajak untuk mencoba nasi jamblang, kuliner khas Cirebon yang disajikan dengan berbagai lauk pauk yang dibungkus dalam daun jati. Makanan ini sangat lezat dan memberikan pengalaman kuliner yang tak terlupakan. Beberapa lauk yang disajikan antara lain sambal goreng, tahu sayur, paru, daging, dan perkedel. Saat itu saya mengambil beberapa lauk seperti sate usus, paru, sambal, tempe goreng, sate telur puyuh, ikan pindang, dikala menikmati kuliner sehabis tertidur selama perjalanan di mobil dengan suasana Cirebon setelah hujan ditemani segelas teh pahit rasanya sangat nikmat sekali. Kunjungan kuliner ini sekaligus menjadi kesempatan untuk menikmati salah satu warisan budaya tak benda Cirebon.
Setelah makan sore menjelang malam, kami melanjutkan perjalanan ke Masjid Panjunan, yang juga dikenal dengan sebutan Masjid Merah. Masjid ini terletak di kawasan permukiman masyarakat Arab, dan merupakan salah satu masjid tertua di Cirebon. Kami berkesempatan untuk memasuki masjid bagian luar dan sedikit melakukan wawancara dengan pengelola masjid mengenai sejarah dan kebudayaan yang ada di sekitar masjid tersebut. Karakteristik dari masjid merah yang memiliki keunikan selain warnanya merah semua yakni selalu adanya piring-piring yang tertempel di tembok masjid, untuk bagian dalam masjid hanya dibuka untuk dua waktu tertentu dalam satu tahun yaitu saat Shalat Ied al-Fitri dan Ied al-Adha. Meskipun kami tidak bisa melihat langsung bagian dalam Masjid Merah tersebut, kami mendapatkan saran kalau sudah ada kajian skripsi mengenai Masjid Panjunan oleh alumni Prodi SKI UIN Sunan Kalijaga yang waktu itu juga menemani kami yaitu Ibu Laeli Wijaya, S. Hum., M. Pd.
Hari kedua program student mobility ini sangat padat dan penuh dengan pengalaman berharga. Saya tidak hanya memperoleh wawasan baru tentang sejarah dan kebudayaan Islam di Cirebon, tetapi juga merasakan langsung betapa kaya dan beragamnya budaya lokal yang ada di sana. Semua kunjungan yang kami lakukan memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya pelestarian warisan budaya dan bagaimana hal itu dapat berkontribusi pada pengembangan pariwisata dan kebudayaan di Cirebon. Setelah berkunjung ke Masjid Merah, kami kembali ke penginapan untuk beristirahat, mempersiapkan diri untuk kegiatan berikutnya pada hari ketiga.
Pada hari ketiga kegiatan, kami, delegasi Prodi SKI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta disambut dalam sebuah acara seremonial yang berlangsung di Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUA) UIN Siber Syeikh Nurjati Cirebon. Acara penyambutan ini dihadiri oleh sejumlah pejabat dan dosen penting di lingkungan fakultas, di antaranya Dekan FUA, Dr. Anwar Sanusi, M.Ag., Ketua Jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI) FUA, Aah Syafaah, S.Ag., M.Pd., serta Majelis Guru Besar, termasuk Prof. H. Didin Nurul Rosidin, MA, Ph.D. Tidak ketinggalan, turut hadir pula para dosen-dosen penting Jurusan SPI, seperti Dr. Zaenal Masduqi, MA, M.Ag., Dr. Tendi, M.Hum., dan Dr. Gumilar Irfanullah, M.Si., yang memberikan nuansa ilmiah yang sangat berharga dalam acara tersebut. Acara ini juga dihadiri oleh mahasiswa-mahasiswa dari berbagai angkatan, baik dari Himpunan Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam, Unit Kegiatan Mahasiswa, maupun mahasiswa Angkatan 2023 dan 2024. Suasana yang hangat dan penuh kekeluargaan tercipta antara civitas akademik, yang membuat kami merasa sangat diterima di kampus ini.
Setelah acara penyambutan, kegiatan dilanjutkan dengan perkuliahan pertama, yaitu mata kuliah Sejarah Indonesia Pasca Kolonial yang diampu oleh Dr. Zaenal Masduqi, MA, M.Ag. Pada perkuliahan ini, kami diberikan pemahaman yang mendalam mengenai perkembangan sejarah Indonesia setelah masa kolonialisme. Penjelasan yang rinci mengenai dinamika politik, sosial, dan ekonomi pasca-kemerdekaan membuat kami lebih memahami tantangan besar yang dihadapi oleh negara Indonesia dalam merumuskan identitas bangsa.
Sesi perkuliahan ini sangat menarik karena Dr. Zaenal memberikan berbagai analisis kritis terkait bagaimana warisan kolonial memengaruhi struktur pemerintahan dan masyarakat Indonesia hingga saat ini. Kami diajak untuk tidak hanya menghafal peristiwa sejarah, tetapi juga untuk menganalisis dampak jangka panjangnya. Dalam sesi ini terjadinya presentasi yang dilakukan oleh kelompok yang ditugaskan mengenai topik Orde Reformasi Masa Prabowo (Prediksi dan Analisis Kepemimpinan), selain pembawaan yang sangat kritis oleh dosen, para mahasiswa diberikan waktu untuk ruang diskusi atau termin tanya-jawab, kiranya saya tidak memberikan pertanyaan pada sesi itu melainkan tanggapan bahwa kepemimpinan Prabowo sebagai presiden tidak bisa dianalisis hanya berdasar atas apa yang telah terjadi pada bagaimana kepemimpinannya di berbagai jabatan masa lampau, melainkan perlu juga dilihat berbagai manuver politik yang telah dilakukannya, baiknya ini hanya sebagai pisau analisis bukan sebagai bentuk penghakiman karena bagaimanapun masa jabatan presiden seorang Prabowo baru berjalan beberapa bulan lalu, dan juga saya memberikan tanggapan bahwa sebagai seorang pengamat biasa terhadap kontestasi dan politik yang ada di Indonesia bukan sebagai sejarawan seiringan dengan tanggapan yang disampaikan oleh Bapak Riswinarno bahwa tidak bisa dibuktikan secara faktual apa yang telah dicapai karena dalam sejarah haruslah ada bukti nyata di dalamnya. Saya pribadi sangat tertarik dengan mata kuliah dan topik tersebut dikarenakan termasuk sebagai hal baru mengingat di UIN Sunan Kalijaga khususnya Prodi SKI tidak adanya mata kuliah yang membahas tentang era kontemporer seperti itu. Selain itu, saya memberikan tanggapan terkait contoh karakteristik yang dapat diklasifikasikan berdasarkan materi yang disampaikan atas tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh Prabowo sebagai sikap politik yang mencirikan dalam karakteristik kepemimpinan transaksional yang mana adanya pemberdayaan bawahannya melalui pelatihan seperti pelatihan para bawahan Prabowo saat di Magelang kala itu.
Setelah itu, perkuliahan dilanjutkan dengan mata kuliah kedua, yaitu Kajian Naskah Kuno (At-Thurats) yang dibawakan oleh Dr. Gumilar Irfanullah, M.Si. Perkuliahan ini sangat membuka wawasan kami mengenai pentingnya kajian naskah-naskah kuno dalam menggali sejarah Islam yang lebih autentik. Selama ini, banyak tulisan sejarah yang lebih mengandalkan sumber sekunder, sehingga banyak fakta dan informasi berharga yang belum terungkap dengan jelas.
Dr. Gumilar menjelaskan bagaimana naskah-naskah kuno, terutama yang berasal dari dunia Islam, menyimpan banyak informasi yang dapat melengkapi kekosongan dalam kajian sejarah yang ada. Kami juga di arahkan untuk melakukan penelitian lebih mendalam terkait naskah-naskah tersebut, yang dapat menjadi referensi penting dalam memperkaya kajian sejarah Indonesia secara keseluruhan. Dr. Gumilar pun menjelaskan bahwa kajian tersebut dilaksanakan dengan mengkaji kitab-kitab babon sejarah Islam yang tentunya lebih memuat bagaimana fakta sesungguhnya, tak jarang pun kitab yang dipilih memuat tema-tema yang cenderung kontroversi tetapi hal itulah yang menurut pribadi saya sangat menarik, dalam beberapa waktu yang lalu pun kajian ini telah menyelesaikan kajian tentang kitab sejarah sholat, dan berbagai kitab-kitab sejarah Islam lainnya. Saya pribadi saat itu menanyakan adakah kajian tersebut ditayangkan via platform tertentu dan dapat didengarkan secara online karena mengingat keterbatasan bahasa bagi para mahasiswa seperti saya perlunya kiranya kajian seperti itu sangat bagus dalam memperkaya khazanah keilmuan sejarah Islam yang bersumber langsung dari para ulama-ulama terdahulu.
Setelah perkuliahan Kajian Naskah Kuno, selepas Ishoma Dhuhur, kegiatan dilanjutkan dengan pembahasan mengenai Naskah-Naskah Kacirebonan. Sebelum itu, diberikanlah ice breaking dan pengenalan terkait program podcast milik UIN Siber Syekh Nurjati, pembawaan materi oleh Bapak Dr. Anwar Nuris, beliau menjelaskan bahwa adanya keprihatinan akhir-akhir terhadap banyaknya platform yang menyediakan konten sejarah tetapi tidaknya bukan merupakan orang yang ahli dan mengkaji dalam bidang sejarah sehingga menciptakan kebisingan-kebisingan yang tidak sesuai dengan kaidah dan metode penulisan sejarah bahkan cenderung masih banyaknya keterkaitan dengan mitos-mitos yang ada, hal itulah sehingga menciptakan inisiatif untuk menyisipi kebisingan yang menjadi keprihatinan tersebut dengan menciptakan audio di salah satu platform yakni Sportify dengan nama Thte Narator yang berisikan konten audio tentang sejarah yang tentunya dikemas menarik melalui kaidah dan metode penelitian sejarah dengan bantuan para mahasiswa sebagai tim kreatifnya. Setelah pemaparan tersebut dilanjutkanlah kajian oleh Bapak Dr. Tendi, S.Pd., M. Hum. tentang Naskah-Naskah Kacirebonan, hal merupakan kesempatan berharga bagi kami untuk belajar lebih banyak tentang peninggalan sejarah yang ada di kawasan Cirebon, yang merupakan bagian dari sejarah peradaban Islam di Indonesia. Pada saat ini, saya pribadi menanyakan pertanyaan mengenai bagaimana percampuran budaya terjadi di Cirebon terutama dalam aspek bahasa, bahasa ngapak yang cenderung menuju ke daerah Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Kebumen, dll, dan bahasa sunda yang cenderung menuju ke daerah Bandung, Tasik, Garut, Sukabumi, dll, dapat menyatu dan menciptakan budaya baru di Cirebon sehingga menciptakan keunikan tersendiri bagi khazanah kebudayaan Cirebon. Materi yang disampaikan oleh para dosen sangat bermanfaat dalam memperluas pemahaman kami mengenai kontribusi Cirebon dalam sejarah kebudayaan Islam.
Pada waktu yang bersamaan, Dosen Pendamping, Riswinarno, SS, MM, diminta untuk memberikan kuliah umum tentang Objek Arkeologis Islam di Kawasan Cirebon. Kuliah umum ini memberikan gambaran yang sangat menarik mengenai situs-situs sejarah yang ada di Cirebon dan bagaimana objek-objek arkeologis tersebut bisa menjadi sumber informasi yang sangat berharga dalam memahami sejarah Islam di Indonesia. Kuliah ini sangat menambah pengetahuan kami tentang pentingnya pelestarian objek-objek sejarah dan bagaimana mereka dapat dijadikan alat untuk mengkaji lebih dalam tentang peradaban Islam yang berkembang di Indonesia.
Hari ketiga kegiatan ini sangat berharga bagi kami, baik dalam hal akademik maupun sosial. Kami memperoleh banyak pengetahuan baru, terutama dalam kajian sejarah peradaban Islam melalui berbagai perkuliahan yang sangat informatif. Selain itu, acara seremonial penyambutan juga memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan para dosen dan mahasiswa dari UIN Siber Syeikh Nurjati Cirebon, memperkuat hubungan antar lembaga pendidikan, dan membangun jejaring yang lebih luas. Secara keseluruhan, hari ketiga kegiatan ini sangat bermanfaat dan memberikan banyak pengalaman berharga yang akan kami terapkan dalam studi dan riset kami ke depannya.
Pada hari keempat, sebagian besar kegiatan diserahkan kepada kami, mahasiswa, untuk mengelola dan berpartisipasi langsung. Kegiatan dimulai dengan sesi pembuatan podcast di studio Podcast Gedung Siber lantai 7. Sebelum itu, saya bersama teman-teman pun diajak untuk mengunjungi beberapa fasilitas kampus yang modern dan mendukung pembelajaran, seperti ruang perkuliahan, ruang podcast yang berjumlah 4 dengan style-nya masing-masing, berbagai ruang untuk editing dan animasi, hingga absensi mahasiswa yang menggunakan scan barcode via google form. Di sini, kami bekerja sama dengan tim podcast dari mahasiswa SPI UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon. Adapun narasumber merupakan teman saya yaitu Tsalis Fahmi selaku ketua HMPS SKI UIN Sunan Kalijaga. Ada tiga tema yang di diskusikan dan siapkan dalam podcast tersebut, yang masing-masingnya memiliki topik yang menarik dan relevan dengan kajian sejarah dan budaya.
Setelah selesai merekam podcast, kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke Keraton Kanoman, yang merupakan salah satu destinasi penting di Cirebon selain Keraton Kasepuhan. Kami berangkat bersama HMJ SPI menggunakan motor menuju Keraton Kanoman, perjalanan melewati wilayah Cirebon di siang hari tentunya sangat panas tetapi hal itu terbayar dikarenakan dalam perjalanan setidaknya kami melewati tempat bersejarah lainnya seperti Keraton Kaprabonan dan Keraton Kacirebonan. Setibanya di Keraton Kanoman, kami bergabung dengan mahasiswa Sosiologi Agama-agam dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten yang sudah berada di lokasi sebelumnya.
Kegiatan di Keraton Kanoman diawali dengan diskusi dan dilanjutkan dengan tur mengelilingi kawasan keraton. Diskusi pertama membahas tentang sejarah Keraton Kanoman dan budaya Cirebon secara umum, yang dipandu oleh Kang Farihin Niskala S. Hum. sebagai Pustakawan Wangsakerta Kesultanan Kanoman dan juga merupakan alumni dari UIN Siber Syeikh Nurjati Cirebon. Selain itu, kami juga terlibat dalam dialog antar mahasiswa dari berbagai universitas, seperti SKI UIN Sunan Kalijaga, SPI UIN Syeikh Nurjati, dan Sosiologi Agama-agama Untirta, untuk berbagi pandangan tentang peran Keraton Kanoman dalam sejarah Cirebon dan tantangan yang dihadapi dalam melestarikan budaya lokal.
Tur keliling Keraton Kanoman memberikan kami wawasan baru tentang sejarah kerajaan di Cirebon, dengan berbagai peninggalan budaya yang masih terjaga hingga saat ini. Kegiatan ini berakhir di Pendapa Jinem, tempat kami melanjutkan diskusi dan dialog lebih lanjut mengenai nilai-nilai budaya yang ada di Keraton Kanoman.
Siang hari, kegiatan berlanjut tanpa didampingi dosen pendamping, karena beliau diundang untuk bertemu dengan Kasi Kebudayaan Kabupaten Banten, Iman Hermanto, M.Pd., untuk melihat lebih dekat naskah-naskah kuno yang merupakan bagian dari kekayaan budaya Cirebon. Kami juga berkesempatan bertemu dengan Dr. H. Casta, M.Pd., seorang pegawai Dinas Kebudayaan yang juga dikenal sebagai pelukis kaca dan seniman batik. Beliau sangat peduli dengan pelestarian budaya Cirebon dan berbagi banyak pengetahuan serta pengalaman mengenai seni dan budaya lokal.
Setelah seluruh rangkaian kegiatan selesai, kami kembali ke penginapan untuk beristirahat. Kegiatan hari ini memberikan banyak pengalaman berharga, tidak hanya dalam segi akademik, tetapi juga dalam hal interaksi antar mahasiswa dan pengenalan lebih mendalam tentang kebudayaan Cirebon yang kaya dan unik.
Perwakilan dari Prodi SKI melaksanakan kegiatan terakhir di Cirebon dengan menikmati waktu terakhir sebelum kepulangan, tiket kereta yang sudah terjadwal pukul 09.59 WIB. Kegiatan terakhir mungkin telah terlaksana seperti teman-teman yang membeli oleh-oleh khas Cirebon sedangkan saya pribadi sudah jatuh terlelap di malamnya karena berbagai kegiatan yang sudah ditumpuk berhari-hari sebelumnya hehe. Jumat pagi pun tiba, seperti biasa mengambil sarapan pagi di tempat yang telah disediakan oleh hotel, kemudian bersiap siap untuk kepulangan, setelah semua siap, kami bersama-sama turun dan check out dari hotel Verse. Selama perjalanan menuju stasiun kami mendapatkan bantuan boncengan dari Pak Iman dan Bu Laely yang mengantarkan kami menuju Stasiun Kejaksan Cirebon dan tak lupa memberikan beberapa oleh-oleh kepada kami, kemudian kami mengucapkan terima kasih dan berpamitan kepada mereka berdua. Kereta Api Fajar Utama tujuan Yogyakarta, kami pulang rombongan Student Mobility Prodi SKI UIN Sunan Kalijaga.
Dengan penuh puja dan puji hati ini penuh syukur ke Allah semata, saya pribadi memberikan epilog dalam pengalama Student Mobility ini. Beberapa hari yang terasa sederhana nan singkat itu sangatlah bermakna kiranya bagi saya, yang menjadikan saya menjadi pribadi yang lebih mandiri dan lebih terbuka secara sosial kepada orang lain. Pengalaman ini tidak semata menghadirkan bukti dalam tulisan tetapi akan menjadi kenangan yang sangat berharga bagi hati dan hidup saya. Bertemu dengan orang-orang baru, terima kasih untuk kehangatannya bagi Bintang, Lisa, Nida, Fahim, Ranski, Anam, Salma, Nawwaf, dan banyak lagi teman-teman yang tidak sempat untuk saya ingat namanya, namun kenangan telah hadir dan terukir dalam sejarah yang ada. Terima kasih saya pribadi ucapkan segenap hati kepada UIN Sunan Kalijaga dan UIN Siber Syekh Nurjati Yogyakarta, terutama Ibu Fatiyah, S. Hum., M.A dan Bapak Riswinarno, S.S., M.M selaku para dosen yang telah sabar dan sangat baik hati dalam membimbing dan mengarahkan saya sebagai mahasiswa dan salah satu perwakilan dari program tersebut. Harapan ke depannya, tentunya berbagai hal positif yang diperoleh dapat diamalkan dan tertanam baik dalam hati dan fikiran saya pribadi sehingga menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya dan mahasiswa yang baik bagi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.